Belajar Menemukan Passion dari Mbak Diah
Usia 20 Tahunan merupakan usia peralihan untuk menjadi pribadi dewasa yang lebih mandiri. Kebanyakan diumur ini adalah fase mahasiswa meninggalkan kampus tercintanya. Diumur ini juga fase dimana banyak teman sebaya menambah porsi ibadah, yaitu menikah. Namun dalam perjalanan hidup di 20 Tahunan ini, tidak jarang banyak orang yang masih mempertanyakan dirinya. Siapakah saya? Apa bakat / passion saya? Profesi apa yang harus saya tekuni? dan lain sebagainya. Pada tahap inilah sangat perlunya pembimbing hidup atau mentor.
Halo Selamat Datang di KULOMAUL.COM, sebuah blog yang mengupas tentang entrepreneurship, self development, hingga 2/3 bagian wilayah Indonesia, yaitu kelautan dan perikanan. Dalam tulisan ini, saya menghadirkan seorang inspiratif dari Kota Jember, Jawa Timur. Selain sebagai Mama Tangguh, beliau adalah seorang penulis dan blogger. Prestasinya luar biasa, yaitu berhasil menerbitkan buku antologi hingga 5 kali! Beliau adalah Mbak Diah Mumpuni!
Mbak Diah Mumpuni Afrianti |
Saya akan mengupas perjalanan kehidupan Mbak Diah, dari usia dini, masa pendidikan, hingga menjadi seorang penulis dan juga blogger.
Ketekunan dalam dunia literasi sudah mulai terbentuk sejak dini. Ada kebiasaan unik yang Mbak Diah lakukan dari kebanyakan anak usia dini lainnya, kertas origami salah satunya. Penggunaan kertas origami biasa untuk dilipat-lipat, dijadikan bentuk-bentuk seperti pesawat, perahu, bunga, burung, dan lain sebagainya. Namun, Mbak diah menggunakan kertas origami sebagai media latihan untuk menggoreskan tinta, gerbang awal memulai dunia literasi.
Di masa pendidikan tak kalah seru. Beliau rutin membuat cerita pendek (cerpen) yang katanya hanya dibagikan ke teman sebangku saja. Mungkin Mbak Diah masih malu-malu untuk mempublikasikan atau malah sedang melakukan validasi karya agar semakin baik. Di bangku kuliah pun demikian, tetap memproduksi tulisan, melanjutkan passion yang sudah menempel. Kalau kata Mbak Diah, passion menulis sudah seperti permen karet yang menempel di baju. Sulit menghilangkannya!
Setelah lulus kuliah, Mbak Diah mulai bekerja seperti kebanyakan mahasiswa lainnya. Dalam meniti karir, mungkin terjadi pergolakan. Adanya prioritas-prioritas baru yang menyebabkan berkurangnya porsi dalam menekuni passion. Ditambah lagi kehidupan berkeluarga dengan dua orang anak yang perlu ekstra! Disini Mbak Diah mulai mempertanyakan kembali passion-nya. Alhasil, menjadi sebuah keputusan besar untuk resign dari pekerjaan dan memperjuangkan kembali passion yang sudah lengket bak permen karet di baju itu.
Allah Maha Baik, Mbak Diah diberi jalan melalui The Jannah Institute untuk belajar kembali dunia literasi. Melalui beberapa kelas premium dan sharing di dalam komunitas, Mbak Diah bertumbuh luar biasa. Beliau dari 2019 sampai 2021 awal sudah menerbitkan 4 Buku Antologi! Begitu pula dalam blognya yang berisi tulisan-tulisan yang menginspirasi. Allahu Akbar!
Perjalanan Mbak Diah merupakan sesuatu yang belum tentu saya dan barangkali pembaca dapat merasakannya. Perjuangan dalam memperjuangkan passion adalah perjalanan panjang yang sunyi dan sepi. Selamat berjuang Mbak Diah, terimakasih atas inspirasinya! Jangan lupa ikuti perjalanan kisah Mbak Diah di http://www.diahmumpuni.com/
MasyaAllah. Makasih mas maul atas ulasannya. Semoga sukses selalu. Barakallahhu fiik!
BalasHapusMau melanglang buana ke mana, kalo udah passion, pasti bakal ketemu lagi ya Maul, seperti Mbak Diah ini^^
BalasHapusMasyaAllah memang. Baru dua tahun fokus menulis, sudah menelurkan empat karya.
BalasHapusSungguh perjuangan yang luar biasa dari sosok Diah Mumpuni. Melihat perjuangand anperjalannya, saya setuju dengan kak maul, tak semua ornag bisa melaluinya
BalasHapusProses yang tidak instan ya mbak Diah,
BalasHapusSaya sendiri sudah mengakui bahwa menjadi seorang ibu yang mempunyai anak, apalagi anak-anak, tidak mudah.
BalasHapusbahkan seorang laki-laki terkuat pun kalau mengurus dan betah di rumah, maka tak akan mampu.
bagaimana pun kisah bu Diyah itu sangat menggetarkan jiwa.
Semoga istiqomah untuk beliau.